Sunday, 23 December 2018



Well Testing (Pengujian Sumur) Panas Bumi
Muhammad Farid H. dan M. Rasyid Ridho


Well test (uji sumur) adalah salah satu metoda dalam teknik perminyakan yang dilakukan untuk mengetahui penyebab masalah yang terjadi pada lubang sumur, baik reservoir minya, gas dan panas bumi. Tujuan utama dari suatu pengujian sumur adalah untuk menentukan kemampuan suatu formasi untuk berproduksi. Apabila pengujian dilakukan dengan baik dan kemudian hasilnya dianalisis dengan baik maka banyak informasi yang sangat berharga diperoleh, seperti permeabilitas effektif fluida, kerusakan atau perbaikan formasi di sekeliling lubang sumur akibat pemboran ataupun pada saat berproduksi, tekanan reservoir, batas-batas reservoir dan bentuk radius pengurasan. Pada prinsipnya pengujian ini dilakukan sangat sederhana yaitu dengan memberikan gangguan kesetimbangan tekanan terhadap sumur yang akan di uji ini dilakukan dengan memproduksi dengan laju aliran yang konstan atau penutupan sumur. Perubahan tekanan (pressure transient) yang meningkat atau menurun yang menyebar keseluruh reservoir ini diamati setiap saat dengan mencatat tekanan pada lubang bor. Apabila perubahan tekanan tersebut di plot dengan fungsi waktu, maka akan didapatkan analisa polaaliran yang terjadi dan juga besaran-besaran dan karakteristik formasinya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan beberapa macam tes dilihat dari jenis metode well test, maka metode yang digunakan adalah Drill Stem Test (DST) dan Pressure test yang terdiri dari beberapa tipe yaitu: Pressure Draw Down Test, Pressure Build Up Test, Injection Test, dan Falloff Test.
1.     Pressure Build Up Test


Pressure Buildup Test adalah salah satu teknik pengujian transient tekanan yang paling dikenal dan banyak dilakukan. Test ini dilakukan pertama-tama dengan cara memproduksikan sumur selama selang waktu tertentu dengan laju produksi yang tetap, setelah itu dilakukan penutupan sumur (shut in) untuk sementara waktu yang menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi waktu. Gangguan ini akan menyebabkan timbulnya tekanan yang bergerak menyebar kearah luar dari sumur dan akhirnya akan mencapai batas reservoir. Analisa Pressure buil-up bisa dilakukan dengan menggunakan simulator, misal Saphir 3.20 (http://repository.upnyk.ac.id/924/1/JUDUL%2BABSTRAKSI.PDF). Dan jenis grafik tersebut didapat beberapa karakteristik reservoir yang penting seperti tekanan reservoir (P*), permeabilitas (k) dan skin faktor (s). Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah sumur tersebut mengalami kerusakan atau tidak, dan juga untuk memperkirakan model reservoir yang diuji.

2.     Pressure Draw Down Test
Pressure drawdown testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama pengujian berlangsung. Sebagai syarat awal, sebelum pembukaan sumur tersebut tekanan awal hendaknya seragam di seluruh reservoir yaitu dengan menutup sumur sementara waktu agar dicapai keseragaman tekanan di reservoirnya. Pada dasarnya pengujian ini dapat dilakukan pada:
a.      Sumur baru
b.     Sumur-sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapaikeseragaman tekanan reservoir.
c.      Sumur-sumur produktif yang tidak dapat dilakukan pressure build-uptest, dikarenakan sumur tidak memungkinkan untuk menghentikanproduksi.
Berdasarkan pada rejim aliran yang terjadi, maka metoda analisa pressure drawdown test dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1)     Pada saat periode transien (http://gede-siddiarta.blogspot.com/2011/10/peran-well-test-ing-untuk-evaluasi.html)
2)     Periode transien lanjut (http://gede-siddiarta.blogspot.com/2011/10/peran-well-test-ing-untuk-evaluasi.html)
3)     Periode pseudo steady-state atau semi steady state (http://gede-siddiarta.blogspot.com/2011/10/peran-well-test-ing-untuk-evaluasi.html)
3.     Injection Test

Tes ini identik dengan Pressure Drawdown Test, perbedaannya bahwa alirannya masuk ke sumur bukan keluar dari sumur. Cairan diinjeksikan ke dalam sumur pada tingkat yang konstan, dan laju injeksi dan tekanan lubang bawah diukur sebagai fungsi waktu.
4.     Falloff Test

Falloff Test adalah jenis uji transien tekanan yang dilakukan dengan menutup injector dan mengukur penurunan tekanan yang dihasilkan di reservoir terhadap waktu. Injector adalah sumur yang digunakan untuk mengalirkan fluida dari permukaan kembali ke dalam reservoir untuk menggantikan fluida reservoir yang diproduksi. Tekanan reservoir biasanya jatuh ketika fluida diproduksi dari reservoir. Inilah sebabnya mengapa ada injektor. Injector digunakan untuk menggantikan rongga yang dibuat oleh cairan yang diproduksi sehingga dapat mempertahankan tekanan reservoir.


                                         
                                                                                                            

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Powered by Blogger.